Ponimin minta pemkab segera mencetak sawah baru seluas 270 hektare di Banyuroto

Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ponimin Budi Hartono mendorong pemerintah setempat segera merealisasikan program cetak sawah baru seluas 270 hektare di Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, dalam rangka mengganti sawah yang alih fungsi akibat pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta.

Ponimin Budi Hartono di Kulon Progo, Selasa, mengatakan alih fungsi sawah dari 2016 hingga saat ini lebih dari 400 hektare yang digunakan untuk pembangunan bandara dan jalan pendukung bandara, sehingga perlu adanya lahan pengganti untuk ketahanan pangan ke depan.

"Alih fungsi sawah ini harus diatasi dengan cetak sawah baru, supaya ketahanan pangan tetap terjaga, dan di sisi lain pembangunan program nasional tetap berjalan," kata Ponimin.

Ia mengatakan berdasarkan peninjauan di lapangan, potensi cetak sawah baru sangat luas, seperti di Desa Banyuroto, Kecamatan Naggulangan, seluas 270 hektare. Hal ini perlu segera mendapat respon dari Pemkab Kulon Progo, khususnya Dinas Pertanian dan Pangan untuk diinventarisasi potensinya, dan dicarikan solusi anggaran cetak sawab baru dari kabupaten, provinsi dan pusat.

Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo juga mempercepat membangun jaringan irigasi pendukung supaya program cetak sawah baru ini cepat terlaksana demi ketahanan pangan di Kabupaten Kulon Progo.

"Dinas Pertanian dan Pangan bersama DPUPKP Kulon Progo harus bersinergi untuk percepatan program cetak sawah baru. Selain itu, dua OPD ini harus membuat program terpadu antara luas cetak sawah dan jaringan irigasi yang akan dibangun," katanya.

Ponimin mengatakan selain di Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, potensi cetak sawah baru juga bisa dilaksanakan di Kecamatan Girimulyo, Sentolo, dan Kalibawang. Namun hal ini membutuhkan kejelian OPD terkait dalam mengelola potensi dan membuat program pelaksanaan di lapangan.

Untuk itu, dirinya mendorong Dinas Pertanian dan Pangan bersama DPUPKP Kulon Progo membuat perencanaan, dan agenda pembangunan cetak sawah baru berdasarkan skala prioritas.

"Program cetak sawah baru ini untuk memberikan semangat petani dan mempertahankan ketahanan pangan. Ketahanan pangan adalah kunci utama pembangunan," katanya.

Sementara Ketua LPMD Desa Banyuroto Fitri Abdiyanto mengatakan potensi cetak sawah baru di Desa Banyuroto seluas 270 hektare. Pemerintah Desa Banyuroto sudah memetakan potensi lahan cetak sawab baru dan jalur irigasi yang dibutuhkan. Namun hingga saat ini, belum ada tindaklanjut dari Pemkab Kulon Progo, khususnya Dinas Pertanian dan Pangan bersama DPUPKP Kulon Progo.

"Kami berharap ada langkah cepat dari Pemkab Kulon Progo. Potensi cetak sawah baru ini akan memperkuat ketahanan pangan Kabupaten Kulon Progo ke depan," katanya.