Pelayanan PDAM ‘Tirta Binangun’ Terkendala Infrastruktur

Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ‘Tirta Binangun’ Kulonprogo terkendala keterbatasan infrastruktur. Terutama sambungan pipa yang belum mampu menjangkau wilayah layanan. Padahal debit air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) mencukupi.

Demikian dikatakan Direktur Utama (Dirut) PDAM ‘Tirta Binangun’ Jumantoro SE saat menanggapi kunjungan kerja Komisi II DPRD Kulonprogo, Jumat (12/2) di kompleks IPA Kalibawang, Pedukuhan Klangon, Desa Banjaroya.

Keterbatasan infrastruktur, tambah Jumantoro, dialami IPA Kalibawang dan Lendah. Di kedua IPA tersebut debit air mencapai 50 dan 80 liter per detik. Namun, karena sambungan pipa masih terbatas, masing-masing baru bisa melayani 600-an pelanggan. Idealnya debit sebesar itu bisa melayai 4.800 hingga 6.000 pelanggan, tuturnya.

Dikatakan, untuk IPA Kalibawang sambungan pipa baru sampai Desa Banjarharjo. Padahal, kapasitasnya bisa untuk melayani warga hingga di Kecamatan Nanggulan dan Girimulyo, imbuh Jumantoro.

Kondisi yang sama terjadi di IPA Lendah. IPA yang berada di intake Sapon tersebut baru bisa melayani sebagian masyarakat Lendah dengan jumlah pelanggan sekitar 600 KK. “Meski pipanya sudah terpasang hingga Desa Garongan, Kecamatan Panjatan namun belum bisa dioperasikan. Karena pipa yang ke arah Panjatan belum tersambung dengan IPA induk,” jelas Jumantoro, seraya mengatakan bahwa IPA Lendah memiliki kapasitas untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Lendah, Galur dan Panjatan .

Menurut Jumantoro, pembangunan infrastruktur PDAM yang dipimpinnya tergantung pada Satuan Tugas (Satgas) Air DIY, Dinas PUP-ESDM DIY.  “Kami berharap agar Satgas AIR DIY segera menyelesaikan pembangunan infrastruktur yang kami perlukan. Sehingga kami bisa memberikan pelayanan secara optimal kepada masyarakat. Terutama untuk IPA Kalibawang dan Lendah,” harap Jumantoro.

Lebih jauh Jumantoro menuturkan, pelayanan air bersih di Kulonprogo didukung oleh enam IPA. Masing-masing IPA Clereng, Sermo, Sentolo, Kalibawang, Lendah dan Salamrejo. Dengan enam IPA tersebut jumlah pelanggan mencapai 20.981 KK, imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut Ketua Komisi II DPRD Kulonprogo Muhtarom Asrori menyatakan, sebagian besar masyarakat Kulonprogo sangat mendambakan untuk bisa memperoleh layanan air bersih. Bukan hanya yang tinggal di perbukitan tetapi juga yang di wilayah bawah, seperti di Galur dan Panjatan. Karena, kata dia kualitas air di dua kecamatan tersebut kurang baik.  Sementara, di perbukitan bila kemarau mengalami kekeringan cukup parah.

Oleh karenanya, dia berharap Bupati melakukan koordinasi secara intensif dengan Satgas Air DIY agar segera membangun infrastruktur yang diperlukan. Khususnya, untuk IPA Kalibawang dan Lendah yang berkapasitas besar tetapi jangkauan pelayanannya masih terbatas.