Pendapatan Kulonprogo Naik Rp 185 Miliar

Dibanding tahun 2015, pendapatan Kabupaten Kulonprogo 2016 naik sebesar Rp 185.237.959.187,87. Dari 1.221.514.214.334,50 pada 2015 menjadi Rp Rp.1.406.752.173.522,57. Kenaikan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena proporsi belanja publik untuk membiayai program-program bagi semua lapisan masyarakat semakin besar.

Demikian dikatakan juru bicara Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kulonprogo Priyo Santoso SH saat mebacakan pendapat akhir dalam rapat paripurna (rapur) persetujuan penetapan APBD 2016, Selasa (24/11) di gedung dewan. Rapur yang dipimpin ketua DPRD Akhid Nuryati itu dihadiri Bupati dr H Hasto Wardoyo, Wabup Drs H Sutedjo, Sekda Ir RM Astungkoro MHum serta kepala SKPD di lingkungan pemkab.

Pendapatan tersebut, tambah Priyo, berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD sebesar Rp 172.617.328.753,16. Dana Perimbangan Rp 839.247.812.000,- serta Lain-Lain Pendapatan yang Sah Rp 394.887.032,769,21.

Dikatakan, untuk PAD Banggar berkeyakinan ke depan masih dapat ditingkatkan dengan mengefektifkan dan menintensifkan sumber-sumber Pad sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pemkab, kata dia, perlu terus melakukan kajian dan pencermatan dalam upaya peningkatan PAD. “Potensi PAD agar dikelola sebaik mungkin dan harus dilaksanakan dengan serius mencapai target PAD yang telah direncanakan,” pintanya.

Sementara bupati dalam pendapat akhirnya menyatakan, dalam pembahasan RAPBD tambahan pendapatan yang berasal dari dana transfer dari Pemerintah Pusat disepakati akan digunakan untuk peningkatan pelayanan dasar kepada masyarakat. Antara lain untuk perbaikan infrastruktur jalan, pelayanan kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, pengembangan sektor pendidikan danpeningkatan sarana prasarana aparatur guna mendukung pelayanan kepada masyarakat.

 

Untuk belanja daerah, tambah Hasto, disepakati sebesar Rp 1.455.872.188.815,91 yang terdisi dari belanja tidak langsung Rp 924.098.908.303,80 dan belanja langsung Rp 531.773.280.512,11. Untuk pembiayaan daerah, kata dia, penerimaan sebesar Rp 64.912.509.650,54 dan pengeluaran Rp 15.792.494.357,-. “Pembiayaan netto sebesar Rp 49.120.015.293,54 akan digunakan untuk menutup defisit anggaran,” terang Hasto.