APBD 2016 Defisit Rp 49 Miliar

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kulonprogo tahun 2016 diperkirakan akan mengalami defisit sebesar Rp 49 miliar lebih. Anggaran daerah direncanakan mencapai Rp 1.251.986.494.843,51, sedangkan pendapatan daerah diproyeksikan sebesar Rp 1.202.912.173.192,37.

Demikian dinyatakan Wakil Bupati Drs H Sutedjo saat membacakan nota keuangan Rancangan APBD 2016 pada rapat paripurna DPRD, Senin (2/11) malam di gedung Dewan setempat. Rapur dipimpin ketua DPRD Akhid Nuryati, dihadiri Sekda Ir RM Astungkoro MHum serta kepala SKPD di lingkungan pemkab.

Pendapatan tersebut, tambah wabup, terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 172.617.328.753,16. Kemudian dana perimbangan mencapai Rp 700.804.337.670,00 serta lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp 329.490.506.769,21.

Untuk PAD, tutur Tedjo, direncanakan berasal dari pajak Daerah sebesar Rp 37.289.400.688,36, retribusi daerah Rp 10.248.938.700,00, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Rp 13.035.451.528,81 dan lain-lain PAD yang Sah Rp 112.043.537.835,99.

“Sedangkan dana perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU) yang direncanakan mencapai Rp 676.978.303.670,00 serta Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak Rp 23.826.034.000,00. Khusus untuk DAU mengalami peningkatan sebesar 3 persen dibanding penerimaan tahun 2015 lalu,” ujar Wabup.   

Lebih jauh Tedjo mengatakan, belanja daerah sebesar Rp 1.251.986.494.843,51, terdiri dari belanja tidak langsung Rp 872.267.495.579,51 dan belanja langsung Rp 379.718.999.264.

Untuk belanja tidak langsung, imbuh Tedjo, terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp 739.810.596.023,71. Kemudian belanja bungan Rp 3.189.244.157,08, belanja hibah Rp 13.610.333.750,00, belanja bantuan sosial Rp 4.652.260.000,00, belanja bagi hasil kepada pemerintah desa Rp 4.444.281.050,84, belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa dan partai politik Rp 102.301.587.767,00 serta belanja tidak terduga senilai Rp 4.259.192.830,88.

Sedangkan bbelanja langsung meliputi belanja pegawai Rp 40.175.494.027,00, belanja barang dan jasa Rp 167.973.215.716,00 serta belanja modal Rp 171.570.289.521,00.  

Mengenai anggaran pembiayaan, menurut mantan Asda I tersebut, direncanakan sebesar Rp 64.912.509.650,54. Sedangkan pengeluaran pembiayaan mencapai Rp 15.792.494.357,00. “Pembiayaan netto sebesar Rp 49.074.321.651,14 kan digunakan untuk menutup defisit anggaran,” tukas Tedjo.